MANDALIKA, MHI - Peristiwa unik yang terjadi dalam pagelaran MotoGP diseantero dunia selama ini kemungkinan besar hanya ada di Indonesia yang secara transparan memposisikan 'Pawang Hujan' untuk serta tampil juga dalam arena balap 'MotorGP Pertamina Grand Prix of Indonesia' huna memperlancar kegiatan Event besar berkelas Internasional yang di hadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo selaku Kepala Negara di NKRI, (20/03/2022).
Dikarenakan
Event tersebut berscala Internasional maka tak pelak menjadi sorotan dunia atas
aksi yang di lakukan oleh Pawang Hujan yang tampil leluasa di tengah
arena balap motor Mandalika tersebut. Pawang Hujan yang belakangan di
ketahui bernama Rara, atau Roro Istiati kelahiran Papua itu nampak berjalan
dengan santai di hadapan Paddock Tim MotoGP , dengan menggunakan busana corak
batik merah hati dan hitam dengan di langkapi 'Helm Proyek' melekat di
kepalanya di dalam melakukan pekerjaannya sebagai 'Pawang Hujan'.
Dalam video
yang beredar, saat melakukan aksinya Rara nampak tenang dan fokus pada kegiatan
ritual yang dilakukannya sambil membawa bokor kuningan berikut kentong
pukulannya seraya mengucapkan mantra-mantra yang ia ucapkan dilengkapi dengan
sedikit gerak tarian yang ia lakukan sambil memukulakn bokor yang di bawanya disertai teriakan.
Saat
kegiatan berlangsung beredar pula video petir atau kilat menyambar lokasi balap
MotoGP Mandalika tepat di pinggir jalan yang di gunakan untuk balap MotorGP,
namun tidak ada korban jiwa maupun lainnya atas peristiwa yang cukup
mengejutkan seluruh yang hadir di lokasi.
Dalam
keterangannya Rara atau Roro Istiati Wulandari usai melakukan pekerjaannya mengungkapkan
terkait dengan apa yang di lakukannya, mengatakan bahwa,"Supaya
lembab..jadi lembab cuacanya itu agak gelap-gelap, nah mereka memintanya hujan
(Pembalap-Red) tetapi karena di sebelah sisi parkir timur itu masih ada
pekerjaan HK..diatas masih ada persiapan, jadi saya mintanya supaya suhunya itu
turun, atas izin Allah, Tuhan yang maha kuasa, Sanghyang Widi Wasa serta para
Dewa-dewa yang saya panggil..itu beneran saya bisa menggerakan awan dan
lembab," ungkapnya.
"Nah
hari ini," lanjutnya,"Supaya pembalap nyaman itu di pinta untuk
sedikit gerimis, tadi pagikan kita sudah hujan tetapi jangan hujan terlalu dan
terus gerimis..gerimis intensitasnya sudah hampir satu jam, jadi disini
supaya nyaman."
"Karena
kita yang di Indonesia ini sudah terbiasa dengan Tropis, tetapi Pembalap itu
pengennya yang suam-suam kuku, jadi saya minta support semua untuk bisa
berjalan baik,"sambungnya.
Rarapun
mnerangkan secara detil tentang kegiatan ritual yang ia lakukan dengan
memaparkan.
"Kalo
panggil panas itu beda, kalo panggil hujan itu disini harus ada Es Batu (seraya
menunjuk kekolam), nah ini ada kolam ada airnya dan ada sesajennya, nah ini
tadi Es Batunya di sini jadi sudah dengan Timnya Pak Andi, dengan Timnya Pak
Berri, mas Dika PP nah itu ini dari Pemadam Kebakaran," tuturnya.
"Jadi
ini semacam tempat Do'a, kalao di Bali itu Api Nutra untuk Panas dan juga
menghantarkan dingin, nah kalo ini di awali dengan Do'a dulu, Rara dan Tim,
kalao Timnya itukan Muslim jadi mereka baca Al-Ikhlas dulu, cuman ada sedikit
keanehan lo, kalao kalian mikir...kalao yang di sana Es Batu langsung cairkan
(seraya menunjuk ke lokasi lain), Nah ini (seraya menunjuk kelokasi awal) Es
Batu naronya udah lama nih enggak cair-cair," paparnya.
Ketika
ditanyakan sejak jam berapa Es tersebut di taruh dan tidak Cair-cair, Rara
menjawab,"Ya sudah lumayanlah, dari tadi pagi lah, lumayan kan logika
berfikirnya...nah itulah kekuatan Do'a..nah ini kearifan lokal, Indonesia zaman
dulupun dikenal kesaktian orang-orangnya dan saya ini dapat hadiah dari
kesaktian dari Tuhan dan saya kembalikan lagi untuk melayani itu...itu dulu,"
katanya
"Atau
mungkin ada yang mau bertanya,"tanya Rara pada Awak Media.
Saat
ditanyakan hujan tadi pagi di alihkan kemana?, Rara menjawab," Oh kalau
tadi pagi itu aku alihkan ke pantai,ya..ke Selatan.", Ditanya keinginan
balapan, Rara menjawab,"Kalau balapan di mintanya suam-suam kuku, agak
sedikit gerimis..nyaman," ungkapnya.
Rara
berharap di hari Minggu ini suasana suam-suam kuku saja dan tidak mengalami
kebanjiran seperti di WSDK.
"Karenakan
kita kedatangan banyak tamu, yang penting tidak banjir tidak seperti WSDK,
karenakan ini Ikhtiar alternatip...Indonesia punya sesuatu yang luar
biasa," pungkas Pawang Hujan Rara atau Roro Istiati kalahiran Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar