Saat memberikan sambutan pada acara penyerahan beasiswa kepada mahasiswa terdampak bencana alam di halaman luar Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Kabupaten Lombok Tengah, , Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi tersebut .
“Apa yang perlu kita lihat dari peristiwa-peristiwa ini? Ya bahwa kita memang berada di dalam garis cincin api, lingkaran garis cincin api yang itu harus kita terima. Tetapi yang paling penting menurut saya jangan sampai kewaspadaan kita itu, kesiapan kita itu tidak ada,” kata Presiden.
Oleh sebab itu, Presiden menyampaikan agar tata ruang dan tata kota di titik-titik yang berada pada cincin api itu betul-betul diperhatikan. Menurutnya jika sebuah lokasi sudah ditandai sebagai daerah rawan bencana, maka jangan memaksakan membangun di tempat tersebut.
“Kalau tempatnya memang berada pada garis dan sudah ditandai lokasi-lokasi yang merah-merah ini segera harus dilakukan sesuatu. Kalau bisa, dipindah. Kalau tidak bisa ya bangunannya itu harus tahan gempa. Bukan membangun rumah semaunya. Enggak bisa lagi,” tegasnya.
Tidak hanya dari segi tata kota, dari sisi masyarakat juga Presiden memandang penting pelatihan agar masyarakat tanggap terhadap bencana. “Kalau gempa itu harus melakukan apa? Larinya kemana? Berlindungnya di mana? Caranya seperti apa?” tutur Presiden.
Terkait rumah tahan gempa, pemerintah telah menganjurkan warga untuk membuat Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Presiden sendiri memberikan kebebasan kepada warga untuk menggunakan sistem apa saja.
“Untuk itu yang di sini tadi saya pastikan itu sistem RISHA. Kalau pakai kayu pun juga enggak apa-apa, tapi betul-betul konstruksi tahan gempa,” tandasnya.
(IR/EN) MHI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar