KABUPATEN BEKASI ,MHI – Pengerjaan Proyek pengaspalan jalan yang berlokasi diJalan Setia Mekar Raya, Rt 02,Rw 04, Desa Setia Mekar,Tambun Selatan menuai protes warga terkait pengerjaannya yang diduga tidak sesuai dengan RAK dan RAB. Pasalnya didalam pengerjaannyapun tidak dilengkapi papan proyek yang memang seharusnya terpampang agar masyarakat dapat mengetahui nama perusahaan,total nilai proyek,berapa panjang,berapa biaya serta batas waktu pengerjaanya , Kamis (20/9).
Dalam keterangan warga setempat yang didapat awak media bahwa proyek pengerjaan tersebut berasal dari APBD namun keterangan lainnya tidak diketahui dengan jelas. Sadul atau yang lebih akrab dipanggil adul dari banyak warga yang sedang berkumpul menyaksikan hasil pengerjaan pengaspalan semalam mengatakan ” Pengerjaan pengaspalan jalan diwilayah kami ini ora jelas, sebab kaga ade papan proyeknye atawe boplang yang ngejelasin berape panjang dan lebar jalan yang diaspal, berapae nilai proyeknye dan siape yang ngerjainnye,soalnye inikan proyek pemerintah katenye , jadi musti jelas dong…kan ini pake uang rakyat…ya uang kite-kite juga, ditambe lagi kerjaannye kaya gini ,tipis banget kurang dari 2 cm , inikan parah ! sedangken disinikan banyak trek gede-gede lewat sini…gimane mau tahan lama kalo diaspal model plesteran kayak gini !, terus siape yang tanggung jawab, orang kaga ade boplangnye…ye..jadi kaga tau siape nyang ngerjainnye, maksudnye perusahaannye sebab semuenye kaga kasih laporan ke Rt atawe Rw !,” Tukis Sadul dengan menggerutu.
Son dan tambunan warga lainnya menambahkan, sejak awal pengerjaan sampai selesai tidak ada kelihatan para pengawas maupun konsultan proyek dari Dinas terkait yang memang seharusnya ada dilokasi untuk memberikan arahan yang benar kalau ada kesalahan kekurangan, kalau sudah begini..lalu gimana, terus kerja mereka ..apa..? , bukanya mereka digaji sama negara untuk melakukan pekerjaanya dengan baik dan benar, Tegas mereka.
Tidak Ada Laporan
Dihari kerja awak media menyambangi kantor Desa Setia Mekar yang keberadaannya tidak seberapa jauh dari lokasi pengaspalan untuk meminta penjelasan tentang pengerjaan pengaspalan diwilayah Desa Setia Mekar,Kecamatan Tambun-Selatan tersebut.
Awak mediapun bertemu dengan KaUr EkBang ( Kepala Urusan Ekonomi dan Bangunan ) Handoko diruangannya dan mengatakan, ” Mengenai kegiatan pengerjaan pengaspalan jalan yang tidak seberapa jauh dari desa, itu dari PUPR , saya engga tau.. Pelaksananya siapa..menghadap siapa saya tidak tau..bagaimana saya tau orang engga ngadep kesaya…saya jadi engga tau, mengenai Berita acaranya itu juga saya engga tau..bagaimana cara dia mau memperhitungkanya dan mempertanggung jawabkanya..saya juga engga tau..orang dia engga kasih laporan kesaya,”Kata Handoko.
Semestinya dia ( Pemborong) kalau mau mengerjakan proyek infrastuktur kasih tau keDesa jadi Desapun mengetahui adanya kegiatan disitu..barangkali Desa bisa bantu ngawasin dan palingtidak kalau ada apa-apakan.. Desapun bisa menjawab pertanyaan..kalau ada yang nanya, ditambah lagi kalau ada berita acara yang mau ditanda tangani dari hasil kerjaanyakan untuk dilaporkan keDinas tentu Desapun bisa membantu mempertanggung jawabkan hasil pekerjaanya,..tapi inikan engga ada laporan sama sekali dan bukan hanya kali ini saja dari banyaknya kegiatan infrastruktur hasil musrembang di wilayah Desa Setia Mekar ada juga beberapa yang lapor tapi tidak banyak…hanya sedikit sekali, Ungkapnya.
Massif Corruption Internal dan External
Terkait Hal tersebut Irwan A, Ketua DPC AWI ( Aliansi Wartawan Indonesia ) Kabupaten Bekasi, Saat dijumpai awak media dikantornya yang beralamat diPerum Sinar Kompas Utama Blok A21 ,Jl Aries No.13 , mengatakan, ” Hal tersebut diKabupaten Bekasi sudah menjadi suatu kebiasaan (Custom) dan sepertinya sudah membudaya dari setiap pengerjaan infrastruktur jalan maupun leningan mayoritas tidak dilengkapi dengan Papan Proyek yang menjelaskan tentang pekerjaan tersebut dan sepertinya merupakan suatu keharusan bagi para pemborong pekerjaan untuk menyembunyikan identitas dan nilai serta bentuk proyek yang dikerjakan agar tidak dapat diketahui masyarakat ,Jelasnya.
Bukan itu saja, Pihak-pihak terkaitpun seperti PPTK,Peltek maupun konsultannyapun sering kali tidak ada dilokasi pada saat pengerjaan tengah berlangsung dan bahkan kepala Dinas beserta Kabidnyapun sering kali tidak ada dikantornya dan sulit sekali untuk ditemui untuk dimintai keterangannya oleh awak media maupun masyarakat yang complaint terhadap hasil kegiatan pengerjaan proyek infrastruktur diKabupaten Bekasi dengan berbagai dalih alasan yang masuk akal maupun yang tidak masuk akal , seharusnya Pihak PUPR, Tarkim atau Dinas Bangunan mempersiapkan Humas yang dapat mengakomodir setiap konfirmasi Media,LSM Maupun Masyarakat yang Complaint terhadap hasil kerja pemborong infrastruktur, sehingga tidak timbul berbagai dugaan terhadap kinerja mereka semua yang terkait tentang adanya Massif Corruption Internal dan External,Pungkasnya.
(Joggie) MHI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar