HTML

HTML

Sabtu, 08 September 2018

Perang Bintang Menjadi Budaya Unik Pada PILKADES

4ff03217edb3047c-hand-voodoo
KABUPATEN BEKASI , 26-08-2018 – Bukan lagi merupakan hal tabu untuk dibicarakan dan bukan lagi hal baru untuk diungkapkan namun sudah menjadi bagian dalam dalam kehidupan manusia. Haus akan kekuasaan dan keserakahan adalah titik awal dari timbulnya fenomena Perang Bintang ( Perang Teluh ,Tenung , Santet maupun sejenisnya ) yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan melakukan berbagai macam cara agar tercapai apa yang dicita-citakan serta maksud dan tujuannya, walau nyawa sebagai taruhannya.
tumblr_static_tumblr_static_4ym331rshg4c0wc4cc444wg4g_640
Fenomena unik tersebut terjadi pada saat Pesta Demokrasi PILKADES digelar diKabupaten Bekasi Periode 2018-2024 , Video yang diunggah salah satu warga ( Sebut Mawar) yang hanya berdurasi 0,39, Sekira 12-12:30 wib, Dimana Perang Bintang ( Diduga Braja, Teluh atau Santet) melintas diatas wilayah Kecamatan Tambun-Selatan dilokasi Tiga desa yang berdekatan Yaitu Jejalen Jaya,Mangun Jaya dan Satria Jaya, Tepatnya diPerum.Graha Prima , Berdasarkan keterangan, kesaksian maupun liputan warga setempat yang tidak mau diekspose terkait keamanan mengatakan ” Hal tersebut terjadi pada saat PILKADES digelar diKabupaten Bekasi dan besok waktu pencoblosannya”, Ungkap mereka.
Penggunaan Ilmu Santet
Terkait hal tersebut Pakar supranatural Slamet Riyadi yang lebih dikenal dengan sebutan Eyang Slamet angkat bicara saat disambangi awak media dikediamannya dibilangan Rawa Kalong, Desa Setia Mekar,Kecamatan Tambun-Selatan.
Pria berusia 63 tahun yang sudah malang-melintang dalam dunia supranatural dan ahli dalam pengobatan urat syaraf mengatakan, ” Mengenai Permasalahan penggunaan ilmu santet,teluh,tenung maupun sejenisnya didalam PILKADES,PILKADA,PILLEG maupun PILPRES adalah bukan merupakan hal baru pada dunia supranatural, sebab hal tersebut sudah bukan rahasia umum lagi dan sudah banyak dilakukan sejak zaman dahulu kala, jauh sebelum negara ini berdiri yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan tempo dulu manakala Pemilihan baik dari tingkat kuwu sampai yang tertinggi digelar hal inipun selalu dikait-kaitkan sehingga menjadi momok yang menakutkan bagi yang mempercayainya, terlepas ada atau tidaknya ilmu itu namun realitanya dapat dirasakan dan dibuktikan , sebab ada sebagian orang percaya tapi sebagian yang lainnya tidak percaya dan yang menganggap itu tahayul padahal dikitab suci Al Qur’anpun sudah dijelaskan dalam surat Al Falaq “, Ungkapnya
Didalam dunia supranatural ilmu tersebut itu ada dan jenisnyapun bermacam-macam dengan bentuk dan kegunaan serta warna yang berbeda-beda dari bermacam-macam daerah dan bahkan namanyapun tidak sama namun maksud dan tujuannya hampir sama, Ilmu tersebut digunakan tidak hanya untuk acara Pemilihan saja tapi untuk hal lain yang berhubungan kehidupan manusia sebab terkadang bagi segelintir beralasan digunakan untuk pengobatan dan pertahanan ,namun sejauh tidak untuk menyakiti dan bahkan menghilangkan nyawa orang lain kemungkinan masih dapat dimaklumi tapi itupun bagi yang memakluminya, Paparnya.
(Joggie) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

Sidang Perkara No. 14/PUU-XXII/2024, Ahli : Sebagian Besar Notaris Berusia 70 Tahun Masih Kompeten Menjalankan Tugas

JAKARTA, MHI – Sidang permohonan uji materiil Pasal 8 ayat (1) huruf b dan Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabata...

Postingan Terkini

Pilihan Redaksi