HTML

HTML

Rabu, 11 April 2018

Sri Mulyani Dalam The 4th (IWGM) Universities,Impacts and Sustainable Development Goals (SDG’s)

smi-undipMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum untuk FEB Undip di Gedung Prof. Soedarto, Undip Semarang.
SEMARANG , 09/04/2018 -Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum untuk FEB Undip di Gedung Prof. Soedarto, Undip Semarang dalam rangka Dies Natalis FEB Undip ke-58. 
Pada kuliah umum bertema “Digital Disruption: Peluang dan Tantangan Membangun Pondasi Ekonomi Indonesia 2045”, ia yakin akan muncul berbagai teknologi baru yang mampu mempengaruhi perkembangan tidak hanya pada bidang ekonomi, namun hampir ke seluruh bidang di kehidupan manusia.
Pada tahun 2045, Indonesia akan merayakan kemerdekaannya yang ke-100. Pada saat itu, Indonesia akan memiliki 309 juta jiwa dan apabila Indonesia mampu menjaga trend pertumbuhan ekonomi, maka Indonesia akan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-5 di dunia.
“Kita menjadi negara yang akan mempengaruhi dunia lain, maka perlu membangun fondasi ekonomi tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia. Itu merupakan tanggung jawab kita,” katanya.
Ia mengutarakan bahwa visi 100 tahun kemerdekaan Indonesia tersebut hanya akan terwujud apabila Pemerintah secara konsisten dan fokus memperbaiki kualitas sumber daya manusia, memperkuat institusi yang bebas korupsi, efisien dan profesional. Tidak hanya itu, Pemerintah pun juga harus mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik, menjaga keterbukaan ekonomi untuk memanfaatkan ide, investasi dan perdagangan global dalam mendorong kemajuan ekonomi dan sosial.

Pemikiran Kritis dan Rasa Empati Tidak Tergantikan oleh Teknologi

smi-undip1
Sri Mulyani mengatakan untuk menghadapi disrupsi teknologi adalah dengan menyiapkan manusia yang berkarakter baik melalui pendidikan agar memiliki pemikiran kritis dan empati. Hal itu disampaikannya dalam acara Kuliah Umum di FEB Undip di Semarang.
“Membangun Indonesia menuju 2045, yang tidak bisa digantikan oleh teknologi adalah pemikiran kritis dan rasa empati,” ujar Menkeu di acara yang bertemakan “Digital Disruption: Peluang dan Tantangan Membangun Pondasi Ekonomi Indonesia.
Menkeu memaparkan, saat ini terdapat 143 juta orang di Indonesia yang sudah terhubung dengan internet. Kalangan ini yang telah memanfaatkan berbagai macam e-commerce seperti Gojek, Tokopedia, ataupun Ruang Guru. Ia menuturkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menggunakan teknologi yang baru muncul sebagai platform untuk mengembangkan kreativitas dan kegiatan ekonomi. Namun Indonesia perlu bekerja lebih banyak lagi.
“Pondasi yang baik bagi Indonesia menuju 2045 dengan manusia Indonesia yang mencapai 250-300 juta. Dengan teknologi yang ada, maka Ia (Indonesia) membutuhkan empat hal. Manusianya yaitu pendidikan, kesehatan, karakter, value, integritas, agama. Kedua, kualitas dari infrastruktur. Ketiga, kualitas kelembagaan dan keempat, kebijakan pemerintah,” tukasnya.
Oleh karena itu, Menkeu berharap Undip sebagai salah satu civitas akademika mampu menjadi pemberi solusi dan pembangun pondasi menyiapkan manusia dan menjadi lembaga yang kredibel dan berkualitas.

Peran Penting Program Kampus Hijau di Seluruh Dunia

30516579_1576019739162746_3489833547030593536_n (1)
Sri Mulyani menyampaikan pentingnya peran universitas dalam mensosialisasikan pentingnya untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal itu disampaikannya pada acara The 4th International Workshop on UI Green Metric World University Rankings (IWGM) Universities, Impacts, and Sustainable Development Goals (SDG) yang diadakan oleh Rektorat Universitas Diponegoro Semarang.
“Apa yang kita lakukan sekarang sangat penting bagi masa depan generasi berikutnya. Kita berkewajiban untuk mewariskan dunia yang baik untuk ditempati oleh seluruh umat,” ujar Menkeu.
UI GreenMetric World University Rankings adalah inisiatif dari Universitas Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2010. Tujuan dari peringkat ini adalah untuk memberikan hasil survei online kondisi dan kebijakan saat ini terkait dengan Kampus Hijau dan Keberlanjutan di universitas seluruh dunia.
“Ini sangat mengesankan perkembangannya. Bermula dengan 100 universitas dari 35 negara di tahun 2010, sekarang sudah mencapai 619 universitas dari 75 negara yang berpatisipasi di tahun 2017,” ungkap Menkeu.
Ia pun menjelaskan kepada para peserta dari 26 negara yang hadir bahwa kegiatan ekonomi pun memiliki pengaruh kepada lingkungan dan SDG. Menkeu menyampaikan bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah harusnya dapat mendukung keberlangsungan dari pertumbuhan sebuah negara.
“Jika kita membuat program tanpa memikirkan keberlanjutannya maka kita bisa membuat masalah baru,” jelasnya.
Terakhir, Ia menyambut dengan gembira kehadiran para peserta dan berharap peserta dapat menyampaikan seluruh hasilnya dengan baik dan mampu menciptakan semangat yang sama kepada seluruh universitas di dunia.

(mra/irm/ira/ind/nr) MHI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

Sidang Perkara No..527/Bth/2023, Pembantah Ajukan Dua Bukti, Turut Terbantah Klaim Autentik, Terbantah Lari Dari Konfirmasi

JAKARTA, MHI - Sidang pembuktian lanjutan kasus sengketa tanah Perkara Perdata Nomor. 527/Bth/2023 kembali di gelar Pengadilan Negeri 1A Jak...

Postingan Terkini


Pilihan Redaksi