JAKARTA , 18 April 2018 21:06:44 – Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin hadir dan memberi kata sambutan di acara Rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (Rakornas FKUB) Provinsi dan Kabupaten/Kota yang digelar di Jakarta, Rabu. Acara Rakornas itu sendiri merupakan hajatan resmi dari Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri. Dalam kata sambutannya, Menteri Lukman, mengucapkan terima kasih kepada seluruh majelis-majelis agama yang selama ini dengan penuh komitmen menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Sehingga bisa tercipta kondisi aman dan damai di setiap wilayah republik Indonesia,” kata Lukman.
Mengenai FKUB itu sendiri, Lukman memandang peran dan fungsinya sangat strategis. Forum ini memiliki tingkat urgensi dan relevansi yang tinggi. Terlebih sekarang bangsa Indonesia, sebentar lagi akan menyongsong pelaksanaan Pilkada serentak 2018 dan persiapan Pemilu 2019 yang juga akan digelar serentak. Ia pun berharap, FUKB bisa menjaga situasi tetap kondusif di tahun politik ini.
“FKUB amat sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai perekat bangsa,” katanya.
Lukman menambahkan aspirasi yang sangat beragam di tahun politik berpotensi menimbulkan gesekan di tengah masyarakat. Karena itu menghimbau semua pihak menggunakan agama untuk menghantarkan bangsa Indonesia menuju kesejahteraan. ” Bukan menggunakan agama untuk membuat sekat diantara eleman bangsa,” katanya.
Kata Lukman lagi, sesungguhnya agama bisa dilihat dari dua sisi. Pertama sisi luar agama secara formalistik kelembagaan, institusional, dan peribadatan. Maka akan ditemukan berbagai perbedaan antar ajaran agama tersebut. Kedua, sisi dalam yaitu pada esensi agamanya. ” Pada substansi dan inti ajarannya jangankan dalam satu agama tapi dalam tujuh agama pun kita tidak akan menemukan perbedaan,” katanya.
Ia mencontohkan menegakkan keadilan, menjujung tinggi martabat dan hak asasi manusia. Maka dalam kontek tahun politik menyikapi agama harus menggunakan sisi dalam dari agama.
Dan, sebagai masyarakat religius, tentu bangsa Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai agama. Termasuk dalam aktivitas politik. Maka jangan menggunakan agama dan mengekploitasi agama melalui sisi luar agama dalam politik praktis !.
“Karena dengan cara seperi ini kita akan terhindarkan dari perpecahan,” katanya.
(Neneng) MHI
Sumber :Puspen Kemendagri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar