JAKARTA , 08 Maret 2018 19:57 – Dunia berubah sangat cepat, dan cara kerja pun harus berubah. Untuk mendorong masyarakat dan dunia usaha berlari cepat mengejar perubahan, pemerintah sedang menciptakan ekosistem baru tata kelola pemerintahan.
Bagaimana caranya? Inilah yang saat ini pemerintah terus dorong, yaitu dengan membangun ekosistem Single Identity Number, data kependudukan tunggal yang digunakan untuk semua keperluan.Demikian disampaikan Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh pada pelaksaan penandatanganan kerjasama pemanfaatan data kependudukan, NIK, dan KTP-el dengan PT PayTrend Asset Manajemen di Jakarta, Rabu.
Turut hadir di acara tersebut owner PayTrend Ustadz Yusuf Mansyur, Direktur Utama PayTrend Ayu Widury, dan Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi.
Hadir pula Direktur Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Ditjen Dukcapil David Yama, serta sekitar 60 orang perwakilan member PayTrend.
“Inilah yang melandasi cara berfikir tata kelola pemerintahan yang saya lakukan bersama teman-teman di 514 kabupaten/kota, 35 provinsi, dan sekitar 6 ribu titik kecamatan. Kita mencoba menggerakkan dengan pendekatan yang menyesuaikan dengan konteks jaman”, jelas Prof. Zudan.
Perubahan jaman, menurutnya, juga menuntut kita untuk selalu melakukan perbaikan, termasuk dalam hal cara kita menyelesaikan masalah.
“Salah satu hal terbesar yang juga harus selalu kita perbaiki adalah kita harus menyelesaikan masalah saat ini dengan cara saat ini”, sambung Prof. Zudan.
Kerjasama pemanfaatan data kependudukan dengan PayTrend, termasuk sebelumnya dengan KSEI, bagi Prof. Zudan mengindikasikan bahwa kedua lembaga tersebut memahami konteks perubahan jaman, menyelesaikan masalah saat ini dengan cara saat ini.
“PT PayTrend Asset Manajemen dan KSEI sangat memahami perubahan konteks ini”, papar Ketua DPN Korpri ini.
Untuk itu, Prof. Zudan menaruh harapan besar kepada PayTrend, termasuk KSEI, agar bisa membantu seluruh masyarakat Indonesia berinvestasi tanpa berpindah ruang dan waktu.
“Artinya, tetap di sini, dalam detik ini, dalam waktu ini bisa berinvestasi”, tuturnya.
Data Kependudukan Support Pengembangan Bisnis PayTrend
Owner PayTrend Ustadz Yusuf Mansyur mengaku saat ini, PT PayTrend Asset Manajemen sedang melakukan perbaikan menyeluruh, termasuk terkait manajemen sistem internal.
Untuk itu, kerjasama pemanfaatan data kependudukan dengan Ditjen Dukcapil, menurutnya menjadi bagian penting dari perbaikan menyeluruh tersebut sehingga dapat men-support pengembangan bisnis PayTrend ke depan.
“Realisasi kerjasama yang menurut saya ini adalah sebuah sejarah mengingat PayTrend Asset Management adalah bayi yang baru lahir tapi sudah dipercaya oleh pemerintah, dalam hal ini Kemendagri”, jelas Yusuf Mansyur pada kegiatan penandatanganan kerjasama pemanfaatan data kependudukan, NIK, dan KTP-el antara Ditjen Dukcapil dengan PT PayTrend Asset Manajemen di Jakarta.
Menurutnya, kerjasama pemanfaatan data kependudukan akan mempermudah bisnis proses PayTrend.
“Sungguh gak kebayang kemuliaan apa yang sedang Allah berikan lewat Pak Dirjen. Tidak ada yang kepikiran bahwa akan berhadapan dengan proses registrasi yang lumayan sulit untuk orang-orang yang mau berinvestasi reject”, katanya.
Dengan kerjasama ini, baginya, semua kesulitan tersebut akan dengan mudah teratasi.
“Saya ke depan mungkin kita akan terus melakukan simplikasi. Saya pengen orang besok beli reksadana semudah beli tiket online, orang beli reksadana semudah dia beli sepatu online, semudah mereka sedekah”, lanjutnya.
Dengan segala kemudahan ini, tidak perlu lagi mengisi formulir yang terlalu panjang karena sudah terkoneksi dengan data kependudukan Ditjen Dukcapil.
“Insya Allah ini kejadian. Apalagi kita hadir di era fintex”, paparnya.
Selain Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh dan owner PayTrend Ustadz Yusuf Mansyur, juga turut hadir Direktur Utama PayTrend Ayu Widury, dan Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi.Hadir pula Direktur Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan Ditjen Dukcapil David Yama, serta sekitar 60 orang perwakilan member PayTrend.
(Sofiana) MHI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar