AMBON , 04 Maret 2018 16:41:09 – Saat jadi Inspektur Upacara HUT Pemadam Kebakaran (Damkar), di Ambon, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sempat menyinggung kerja keras kepolisian yang tanpa lelah memerangi penyebar hoax. Kerja keras itu menurut Tjahjo layak diapresiasi. Sebab memang memerangi hoax bukan hanya kerja kepolisian saja. Tapi juga tanggungjawab semuanya.
“Kami mengapresiasi kepada jajaran kepolisian yang telah membongkar jaringan- jaringan atau kelompok- kelompok orang yang ingin membuat onar bangsa ini, yang menyebarkan berita fitnah,” kata Tjahjo di Ambon.
Meski begitu, Tjahjo meminta agar aparatur pemerintah termasuk juga Damkar, tak tuli akan kritik. Pemangku kebijakan dan pelayan masyarakat, harus terbuka. Sedia dikritik. Karena kritik adalah masukan.
“Kita harus menerima kritik sebesar apapun untuk pelayanan masyarakat dengan baik,” katanya.
Tapi kata dia, ketika itu sudah fitnah, hoax, tidak ada toleransi. Harus dilawan. Apalagi jika hoax atau fitnah itu sudah menghina lambang dan kehormatan lembaga negara, harus dilawan. Bahkan bila fitnah, misal memfitnah lambang negara, seperti presiden layak diproses secara hukum.
“Kita punya harga diri sebagai manusia, sebagai aparat, punya kehormatan, kita lawan orang orang yang menghina, memfitnah, menghujat. Mari kita jaga lambang lambang negara. Indonesia raya Merah Putih,” katanya.
Termasuk juga terhadap yang ingin ganti Pancasila, kata Tjahjo, jangan dibiarkan. Semau elemen bangsa harus berani menentukan sikap siapa kawan siapa lawan. Mempertahankan dan menjaga Pancasila wajib hukumnya bagi warga negara.
“Mempertahankan ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika bukan tanggung jawab TNI dan kepolisian saja tapi tanggung jawab kita seluruh elemen bangsa. Kita harus berani menentukan sikap, siapa kawan siapa lawan terhadap perorangan, kelompok, golongan yang mau merubah ideologi negara kita Pancasila. Ingin memporakporandakan Bhineka Tunggal Ika dan NKRI,”kata Tjahjo.
Mendagri minta calon kepala daerah adu konsep
Mentri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengimbau kepada kontestan Pilkada Serentak 2018, agar dalam kampanye lebih menyosialisasikan visi dan misi. Serta harus menghindari kampanye berbau fitnah, kebencian, dan pertentangan SARA.
Tjahjo minta , khususnya pada jajaran aparatur pemerintah, kalau ada orang, kelompok atau golongan yang menghina lambang-lambang negara laporkan ke kepolisian. ” Kita lawan orang-orang yang membuat fitnah dan onar pada bangsa dan negara,” ujarnya.
Indonesia, lanjut Tjahjo, adalah bangsa yang besar. Bangsa yang rukun. Bangsa yang bergotong royong. Beragam tapi satu. Karena jangan sampai ada yang coba -coba mengoyak itu.
“Harus kita lawan kelompok-kelompok apalagi kepentingan politik jangka pendek yang menebar isu fitnah, membuat isu dan yang tidak benar kepada Presiden kita. Apalagi pada diri kita saja tidak boleh orang menghina, kita punya harga diri,” ujarnya.
(T Tulehu) MHI
Sumber :Puspen Kemendagri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar