HTML

HTML

Kamis, 11 Januari 2018

Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Makro dan Realisasi APBNP 2017

smi-konpresapbnMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan capaian kinerja APBN 2017 dalam acara Konferensi Pers di aula Djuanda kantor pusat Kemenkeu (02/01)
JAKARTA , 02/01/2018 – Mengawali tahun 2018 Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan capaian kinerja APBN 2017. Secara umum perekonomian Indonesia tumbuh dengan baik ,Hal Tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05%, inflasi terkendali pada level rendah 3% dan nilai tukar rupiah relatif stabil pada kisaran Rp13.384/USD.
“Secara ringkasan, kita bisa sampaikan perekonomian Indonesia di 2017 diperkirakan masih akan tumbuh dikisaran 5,05% terutama disumbangkan oleh pertumbuhan konsumsi, investasi, dan ekspor. Bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas harga, perbaikan tata niaga komoditas pangan dan koordinasi kebijakan antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor riil juga telah menciptakan stabilitas harga dengan tingkat inflasi terkendali. Ini juga yang menjaga daya beli masyarakat,” ungkap Menkeu pada Konferensi Pers di aula Djuanda kantor pusat Kemenkeu, Selasa .
Ia menyampaikan bahwa Pemerintah terus menjaga perbaikan peningkatan iklim investasi di Indonesia dan kepercayaan global. Walaupun terdapat kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, namun tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan nilai tukar Rupiah dapat terjaga dengan cukup aman.
Hal ini menunjukkan kredibililitas dari ekonomi makro Indonesia telah mampu memberikan ketenangan. Gejolak ekonomi dunia yang akan berpengaruh terhadap komoditas utamanya yaitu ICP, juga akan terus diwaspadai. Pemerintah akan melihat realisasi subsidi tahun 2017 dan dinamika harga minyak global terhadap perkembangan subsidi tahun 2018.
“Tahun 2017 dari sisi APBN menunjukkan suatu kinerja dan realisasi yang sangat positif atau menggembirakan. Defisit APBN 2017 hanya sebesar 2.57%, ini di bawah range bahkan di APBNP tercantum 2.92%. Dengan demikian APBN kita masih memiliki daya dorong namun kesehatan dan sustainabilitas-nya tetap terjaga dengan baik. Ratio utang kita tetap terkendali di bawah 30%,” katanya.
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan realisasi penerimaan perpajakan tahun 2017 mencapai 91% dari APBNP 2017 atau sebesar Rp1.339,8 triliun. Peningkatan ekspor memberikan dampak positif, dan program penertiban importir berisiko tinggi serta makin baiknya kinerja cukai telah meningkatkan penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencapai 101.7% atau senilai Rp192,3 triliun.
Sementara peningkatan permintaan dan harga komoditas, perbaikan laba BUMN dan juga perbaikan layanan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Lembaga (K/L) mampu mendongkrak capaian PNBP hingga 118,5% dari APBNP 2017 yang sebesar Rp308,4 triliun. “Cerita positif terus berlanjut, realisasi belanja mencapai Rp2.001,6 triliun ini adalah 93,8% dari total belanja di APBNP tahun 2017. Yang positif dari belanja ini adalah belanja modal yang mencapai 92% dibanding 2016 yang hanya bisa terealisir 82%. Jadi tahun ini penyerapan dan eksekusi belanja jauh lebih baik,” pungkasnya.

Kinerja APBN 2017 Lebih Baik dari Tren Tiga Tahun Terakhir

smi-konpresapbn1(Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan capaian kinerja APBN 2017 dalam acara Konferensi Pers
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa di tahun 2017 realisasi penerimaan negara, belanja dan defisit anggaran berkinerja jauh lebih baik sejak tahun 2014 atau tiga tahun terakhir. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers mengenai capaian kinerja APBN 2017 .
Hasil gambar untuk Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Makro dan Realisasi APBNP 2017
“Realisasi penerimaan negara, belanja dan juga defisit jauh lebih baik dibandingkan dengan tren tiga tahun terakhir,” ungkapnya.
Ia merinci dari sisi penerimaan pajak sebesar Rp1.339,8 triliun, bea cukai sebesar Rp192,3 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 118,5% dari APBN-P ketiganya pertama kali melampaui capaian dari tiga tahun sebelumnya.
“Dari sisi penerimaan negara, pajak mencapai penerimaan sebesar Rp1.339,8 triliun, di atas 91%, ini pertama kali dibandingkan dengan dua tahun terakhir yang selalu hanya mencapai 83%. Bea cukai Rp192,3 triliun atau 101,7%, mencapai lebih dari 100%. Ini juga pertama kali dibanding tiga tahun berturut-turut yang tidak pernah mencapai target. PNBP sebesar 118,5% dari APBN-P, pertama kali sejak jatuhnya (harga) komoditas di tahun 2014,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menkeu menyatakan tingkat serapan belanja negara tahun 2017 baik belanja modal maupun belanja barang rata-rata di atas 90%, bahkan  belanja sosial terserap 100%.
“Dari sisi belanja belanja negara mencapai Rp2001,6 triliun. Ini adalah 93,8% dari total belanja APBN 2017. Yang positif adalah belanja modal yang mencapai 92,8% dibandingkan tahun 2016 yang hanya terealisir 82%. Tahun 2015 hanya 85,2%. Jadi, penyerapan dan eksekusi belanja tahun 2017 jauh lebih baik. Belanja barang meningkat realisasinya mencapai 96,8%, kalau dibandingkan tahun 2016, belanja barang hanya terserap 85,3%. Tahun 2015 hanya 89,8%. Jadi, penyerapan 2015-2016 di bawah 90%. Tahun 2017 belanja sosial mencapai 100%. Belanja pemerintah pusat Rp1.259,6 triliun atau 92,% dari APBN-P,” jelasnya.
Menkeu juga mengatakan dari sisi defisit, pengelolaan APBN tahun 2017 cukup baik di angka 2,57% lebih rendah dari target APBN-P sebesar 2,92% dan rasio utang di bawah 30%.
“Defisit APBN tahun 2017 hanya sebesar 2,57%. Ini di bawah range 2,6 bahkan di APBN-P tercantum 2,92%. Jumlah keseimbangan primer adalah Rp129,3 triliun jauh lebih kecil dibanding APBN-P sebesar 178 triliun. Rasio utang kita tetap terkendali di bawah 30%. Dengan demikian, APBN kita masih memiliki daya dorong namun kesehatan dan sustainabilitasnya tetap terjaga dengan baik,” pungkasnya.

(mr/rsa/ira/irma) MHI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

Terindikasi Hina Profesi Dan Karya Jurnalis, FKJI Sebut, Cabup Indramayu Lucky Hakim Provokator Dan Calon Pemimpin Biadab!

INDRAMAYU, MHI - Buntut dugaan penghinaan yang dilakukan secara Eksplisit bahwa "Wartawan Tidak Waras" dan Produck Wartawan adalah...

Postingan Terkini


Pilihan Redaksi