Presiden Jokowi saat bertemu dengan High Peace Council Islamic Republic of Afghanistan, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/11).
BOGOR ,21 Nov 2017-Usai menerima Perwakilan Bank Dunia, Presiden Joko Widodo bertemu dengan High Peace Council Islamic Republic ofAfghanistan, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa pagi.
Awali sambutan, Presiden Jokowi sampaikan ucapan selamat datang kepada Ketua Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan Mohammad Karim Khalili dan delegasi Afghanistan. Ia menambahkan bahwa dirinya senang dapat berkenalan untuk pertama kalinya, sejak pertemuan terakhir dengan Presiden Ashraf Ghani pada April lalu.
“Saya memiliki minat terhadap usaha perdamaian yang saat ini dilakukan di Afghanistan. Saya sangat mengerti kunjungan Afghanistan ke Indonesia untuk berperan dalam upaya perdamaian dan rekonsiliasi,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi sangat menyambut baik permintaan Afghanistan dan Indonesia siap untuk membantu.
“Terkait hal ini, saya telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi untuk ke Kabul November tahun lalu. Saya gembira dengan hasil pertemuan Ibu Retno dengan dengan Yang Mulia,” ujar Presiden Jokowi.
Setelah pertemuan, Presiden Joko Widodo mengajak delegasi High Peace Council Islamic Republic of Afghanistansantap siang di Grand Garden Resto and Cafe, Kebun Raya Bogor.
Susun Jadwal Pertemuan Ulama Afghanistan dan Indonesia
Presiden Jokowi memberikan keterangan kepada pers usai bertemu dengan Dewan Perdamaian Afghanistan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/1).
Presiden Joko Widodo menyampaikan harapan dari peserta delegasi agar Indonesia ikut berperan dalam memediasi agar konflik-konflik di Afghanistan bisa diselesaikan.
“Tadi Bapak Khalili menyampaikan secara terbuka dan sangat senang sekali kalau Indonesia bisa berperan dalam menyelesaikan konflik di Afghanistan, karena kita dianggap yang pertama, Islam di Indonesia adalah Islam moderat. Yang kedua kita dianggap netral, di tengah dan tidak memiliki kepentingan,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa antusiasme yang disampaikan oleh Delegasi Afghanistan perlu disambut baik. Ia juga menambahkan bahwa telah menyampaikan segera akan menyusun jadwal secepatnya untuk mengundang ulama-ulama dari Taliban, Afghanistan, Pakistan dan bersama dengan ulama-ulama Indonesia untuk bersama sama mencarikan solusi bagi Saudara yang ada di Afghanistan.
“Tadi saya sampai bahwa indonesia memiliki 714 suku, memiliki 1.100 lebih bahasa daerah dengan agama yang berbeda beda, beliau menyampaikan bahwa Indonesia adalah sebuah contoh penerapan Islam yang benar dan merekan ingin sharing dan belajar banyak Islam moderat yang ada di Indonesia,” tutur Presiden Jokowi.
Menanggapi agenda delegasi Afghanistan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa High Peace Council akan bertemu Muhammadiyah, NU, ulama, pondok pesantren untuk melihat kenapa di Indonesia bisa rukun bersaudara. “Seperti yang tadi saya sampaikan bahwa Indonesia mempunyai kapasitas untuk ikut menyelesaikan perdamaian yang ada di Afganistan,” ujar Presiden.
Dewan Perdamaian Afghanistan Gembira Permintaan Bantuan Rekonsiliasi kepada Indonesia Dipenuhi
Presiden Jokowi dan Wapres JK berfoto bersama deligasi perdamaian Afghanistan, Selasa (21/11).
Ketua High Peace Council Mohammad Khalili menyampaikan rasa bangga berada di Indonesia hari ini bersama delegasi.
“Saya sangat senang bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo hari ini. Kami membicarakan keinginan kedua negara agar terciptanya perdamaian di Afghanistan,” ujar Khalili.
Dengan mempertimbangkan pentingnya peran pemerintah dan juga ulama Indonesia, Khalili meminta bantuan dalam upaya perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. “Saya sangat senang permintaan tersebut dipenuhi dan kami berharap keterlibatan yang lebih erat dari Indonesia dalam proses perdamaian di Afghanistan,” ujar Khalili.
Pengalaman Indonesia dalam hal toleransi dan multikultural, menurut Khalili sangat penting untuk diterapkan di Afghanistan.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin.
(UN/OJI/EN) MHI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar