GAYO LUES ,21 Oktober 2017 23:19:29- Memasuki hari ketiga kunjungan kerjanya, WaGub Aceh, Nova Iriansyah beserta rombongan yang sebelumnya menginap di Gayo Lues langsung menuju ke Kabupaten Aceh Timur. Dengan melewati jalur Gayo Lues-Pining-Lokop-Serba, Jum’at.
Kunjungan kerja ini merupakan kegiatan rutin Gubernur dan Wakil Gubernur selaku Kepala Pemerintahan Aceh untuk memantau perkembangan pengerjaan sejumlah proyek strategis yang saat ini sedang berjalan.
Dalam setiap kunjungannya ke sejumlah proyek, Wagub selalu menekankan kepada rekanan tentang pentingnya menyelesaikan pengerjaan tepat waktu.
“Jika proses pembangunan berjalan tepat waktu dan sesuai target, maka manfaatnya akan segera dirasakan oleh masyarakat. Meski demikian, kita tidak dapat memungkiri sejumlah kendala yang terjadi di lapangan. Namun, hal itu juga tidak dapat dijadikan alasan untuk sejumlah keterlambatan yang terjadi,” tegas Wagub.
Oleh karena itu, Wagub mengajak seluruh pemangku kebijakan untuk bekerja seoptimal mungkin sesuai dengan koridor yang telah ditentukan. “Kita bukan pihak yang mau menekan atau menyalahkan kontraktor. Kegiatan ini adalah bagian dari tugas pengawasan. Untuk itu, Mari kita perbaiki pola kerja kita, begitu ada masalah segera dilaporkan, sehingga bisa segera kita cari solusinya,” ujar Wagub
Pernyataan tersebut disampaikan Wagub saat meninjau proyek pengerjaan jalan Pining-Lesten. Wagub tampak kecewa karena progres proyek yang sangat jauh dari target. Proyek yang awalnya ditargetkan selesai 56,84 persen, namun realisasinya baru mencapai 24,48 persen atau terjadi deviasi sebesar 32,36 persen.
“Pengusaha lokal adalah aset Pemerintah Daerah. Jadi, mari kita bekerja bersama-sama dengan sebaik-baiknya dalam upaya membangun infrastruktur agar bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas Wagub.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak semua pihak untuk menghapus ego sektoral. Tidak ada istilah proyek APBA atau proyek APBK karena dalam hal pembangunan kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menghadirkan kesejahteraan kepada masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak harus bersatu padu dan saling mendukung dalam setiap kegiatan pembangunan yang berjalan.”
Kepada rekanan yang mengerjakan jalan Pining-Lesten, Wagub berpesan untuk memacu pengerjaan sehingga deviasi sebesar 32 persen bisa segera dikejar. “Buat laporan perhari agar kami tahu kondisi dan kendala, agar bisa kita cari solusinya.”
Selanjutnya Wagub menuju ke wilayah Aceh Timur untuk meninjau proyek Jembatan Pasir Putih. Proyek yang ditargetkan selesai 9 persen itu baru selesai dikerjakan 4 persen atau mengalami deviasi sebesar 5 persen. “Secara angka kontrak tidak masalah karen angka deviasinya kecil. Namun, rekanan harus membuat percepatan pengerjaan untuk mengejar deviasi 4 persen itu.”
Di lokasi tersebu juga sedang dibangun proyek jalan Segmen Batas Aceh Timur-Pining. Wagub kembali kecewa karena target pengerjaan yang seharusnya 18 persen, namun capaiannya baru 1 persen atau deviasi 17 persen.
“Kita perlu pengusaha-pengusaha muda untuk meregenerasi pengusaha senior yang ada saat ini. Tapi harus menunjukkan kinerja. Harus serius dan komitmen. Ke depan Pemerintah Aceh mengusulkan pembangunan 12 ruas jalan, termasuk ruas ini dengan skema multi years. Kami tentu saja berharap pengusaha muda dan pengusaha Aceh dapat berpartisipasi, tapi jika kondisinya seperti ini, tentu sangat mengecewakan,” imbuh Wagub.
“Segera percepat proses pengerjaan. Dan, terus kirimkan laporan harian kepada kami, agar jika ada masalah bisa segera kita ketahui dan bersama-sama menemukan solusinya,” tegas Nova.
Rocky: Cabut HGU Bermasalah
Selanjutnya, Wagub dan rombongan meluncur ke Kecamatan Serba Jadi untuk melaksanakan Shalat Jum’at di Masjid Raya Serba Jadi. Tiba di pekarangan Masjid, Wagub disambut oleh Camat dan Ketua Adat setempat dengan Peusijuek. Usai Shalat, Wagub dan rombongan dijamu makan siang oleh Bupati Aceh Timur, Hasballah M Thaib, di Kantor Camat Serba Jadi.
Usai makan siang bersama warga Kecamatan Serba Jadi, Wagub beramah-tamah dengan masyarakat dan mendengarkan berbagai keluhan, masukan dan saran terkait sejumlah program pembangunan yang sedang berjalan di kawasan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut Hasballah M Thaib, atau yang akrab disapa Rocky meminta Pemerintah Aceh memproses hukum HGU bermasalah yang selama ini beroperasi di Aceh Timur.
“Mereka beroperasi tanpa izin dan sudah 20 tahun tidak bayar pajak. Mereka sudah 20 tahun mengeksploitasi potensi alam kita, merusak keseimbangan alam kita, namun tidak memberikan manfaat apapun untuk Aceh Timur, bahkan tidak membayar pajak.”
Sementara itu, Wagub dalam sambutanya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghapus sekat-sekat dan dikotomi yang terjadi selama ini. “Kita ingin membangun paradigma baru, yaitu semangat membangun bersama. Tak ada lagi sekat proyek kabupaten atau provinsi, DPRA atau DPRK. Saya yakin, atas nama pembangunan kita memiliki semangat yang sama yaitu menghadirkan kesejahteraan kepada rakyat Aceh,” tegas Wagub.
“Pemerintah Aceh periode 2017-2022 fokus menekan angka kemiskinan d membuka lapangan pekerjaan. Beberap program yang sudah dirancang diantaranya cetak sawah baru maupun revitalisasi sawah yang rusak dan pembangunan Rumah Sehat Sederhana, kami harap SKPK terkait untuk segera berkoordinasi dengan SKPA untuk menindaklanjuti hal ini,” kata Nova.
Selanjutnya, Wagub dan rombongan langsung menuju ke lokasi pembangunan Jembatan Alue Bunien, ke proyek pengerjaan jalan Peunaron-Lokop, dan terakhir ke proyek pembangunan Gedung RKB 2 lantai, SDN2 Peureulak. Di tiga lokasi tersebut, Wagub kembal mengingatka rekana untuk mempercepat prose pengerjaan karena seluruhnya melenc melenc target awal.
“Semua yang sedang kit kerjakan ini adalah milik rakyat. Harus seriu dikerjakan, lebih cepat selesai maka lebih bagus karena masyarakat akan cepat merasakan manfaatnya,” ujar Wagub tegas.
Fokus Tekan Angka Kemiskinan
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Bupati dan seluruh Kepala SKPK Aceh Timur, Wagub kembali mengingatkan, bahwa pemerintahan Irwandi-Nova sangat fokus untuk menyusun program yang berkaitan dengan penurunan angka kemiskinan. Untuk mensukseskan target itu, Wagub berharap dukungan semua pihak.
“Pola kerja dalam menyelenggarakan pembangunan harus diubah, harus dilakukan secara bersama-sama. Bahwa skema pendanaan mungkin berbeda-beda. Ada yang didanai APBN, APBA, APBK, Bantuan Luar Negeri, dan sebagainya. Namun tujuan dari semua prose pembangunan itu tentu sama, yaitu memberikan yang terbaik untuk rakyat Aceh,” kata Wagub.
Nov juga menegaskan, bahwa tidak ada konsep Pemerintah Aceh dalam kunjungan kerja ini untuk menuding, mencari kesalahan apalagi menangkap. “Tujuan kegiatan ini adalah monitoring dan evaluasi. Banyak ditemukan deviasi pada kunjungan kerja hari ini. Nah, dalam rangka maka kita harus t t penyebabnya untuk kemudian dicarikan solusi bersama, sehingga rekanan dapat mengejar keterlambatan,” tambah Wagub.
Wagub juga mengungkapkan, dalam beberapa proyek ditemukan adanya waktu senggang antara penandatangan kontrak demgan pengerjaan proyek, bahkan sampai satu bulan.
“Nah ini ternyata ada fenomena rekanan menunggu uang muka untuk memulai pengerjaan. Ke depan kami berharap ada alat yang bisa mengukur kekuatan finansial rekanan, sehingga keterlambatan seperti yang kita temukan hari ini tidak terjadi lagi. Kalau terus terlambat maka target percepatan tidak aka pernah tercapai, tentu kita semua tidak menginginka ini terjadi,” pungkas WaGub.
Untuk diketahui, total anggaran proyek strategis di Kabupaten Aceh Timur tahun anggaran 2017 ini mencapai Rp257 miliar, yang terbagi atas 191 paket pengerjaan. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp168,5 miliar yang tersebar dalam 127 paket pengerjaan merupakan proyek yang bersumber dari dana otonomi khusus. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 88,5 miliar yang terbagi dalam 64 paket pengerjaan menggunakan dana APBA.
(Ngah) MHI
Sumber :Pupsen Kemendagri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar