HTML

HTML

Minggu, 01 Oktober 2017

Presiden Resmikan Tol Bawen-Salatiga

Presiden saat meresmikan Jalan Tol Semarang-Solo Seksi III : Bawen-Salatiga, Jawa Tengah, Senin Sore
JAWA-TENGAH ,26 Sep 2017-Setelah dilakukan uji coba sejak 15 September lalu, Jalan Tol Semarang-Solo Seksi III : Bawen-Salatiga, Jawa Tengah, diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin sore. Jalan tol Bawen-Salatiga merupakan bagian dari tol Semarang – Solo yang memiliki lajur dengan panjang  17.6 km.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengemukakan, tol Bawen –Salatiga ini dikerjakan oleh konsorsium BUMN, Jasa Marga, swasta Astra infra, dan kemudian Provinsi Jawa Tengah, Sarana Prasarana Jawa Tengah.
“Gabungan konsorsium itu mengerjakan bersama-sama, gabungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, swasta, semuanya gabung,” ujarnya.
Presiden meyakini, kalau kita bekerja di semua lokasi tol seperti Bawen-Salatiga itu akan cepat, pembiayaannya juga cepat, mengerjakan konstruksinya cepat, bayar pembebasannya juga cepat.
“Jangan kalah dengan negara-negara lain, kalau tetangga kita bisa, kita juga lebih dari bisa harusnya. Kita ini negara besar,” tutur Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, biaya logistik kita untuk transportasi barang dari satu tempat ke tempat yang lain itu masih 2 – 2,5 kali lipat lebih mahal dari Singapura dan Malaysia. Sebabnya, karena jalan-jalan bebas hambatan seperti ini belum selesai.
Ia mengingatkan, kalau sudah harga, ada biaya transportasi, logistik itu artinya barang yang dibeli oleh masyarakat juga menjadi lebih mahal, larinya ke sana.
Untuk itu, Kepala Negara meminta kepada Lurah, Camat, Bupati, dan Wali kota yang hadir di acara tersebut agar menyampaikan hal ini kepada masyarakat, mengenai apa manfaat dari tol.
Jangan Senang Memiliki
Soal modal membangun jalan tol, menurut Presiden Jokowi, sekarang scheme-nya banyak sekali. Jangan hanya tergantung pada pinjaman bank. Bisa berpartneran, bisa menjual obligasi, bisa limited consertion scheme. “Semuanya banyak sekali bisa dilakukan,” ujarnya.
Presiden juga mengingatkan Menteri BUMN, agar kalau bisa jangan senang memiliki. “Kalau barangnya sudah jadi, tolnya jadi, segera dijual, tapi tidak dijual langsung blek hilang, bukan,” tuturnya seraya menambahkan, dijual 20 tahun, dapat uang bangun lagi di tempat lain, jual lagi, bangun lagi di pulau yang lain. “Seperti itu. Negara yang lain juga seperti itu,” ujarnya.
Dengan demikian, tidak perlu memiliki tapi bisa memanfaatkan, tetapi tetap milik kita, karena barangnya jelas di situ, tetap milik pemerintah Republik Indonesia.
“Jangan dipikir kalau sudah dijual seperti itu, jual dalam konsesi dengan limit waktu yang sudah ditentukan, bisa dijual 10 tahun, bisa dijual 20 tahun,” tutur Presiden Jokowi seraya menambahkan, hal ini akan membuat kecepatan membangun di tempat lain bisa dimiliki.
“Inilah kerja- kerja yang terus kita lakukan, agar infrastruktur ini bisa cepat segera kita selesaikan,” tegas Presiden.

Jalan tol trans Jawa Dari Banten sampai Banyuwangi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan jalan tol Trans Jawa yang sudah bertahun-tahun di sini jalan, di sini berhenti, pada akhir 2018 dari Jakarta sudah akan tembus sampai Surabaya, sampai Probolinggo.
“Nanti dari ujung barat Banten sampai ke Banyuwangi,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian Jalan Tol Semarang – Solo Seksi III : Bawen – Salatiga, di Gerbang Tol Salatiga, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Menurut Presiden, dirinya sudah bertanya kepada Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pastinya kapan jalan tol trans Jawa itu akan nyambung dari Banten sampai Banyuwangi, dan sudah ditegaskan 2019.
“Yang janji bukan saya, tapi 2 Menteri. Nagihnya ke saya bisa, tapi nanti saya nagih ke Menteri PUPR, Menteri BUMN. Kapan? Saya kejar-kejar terus setiap hari,” ucap Presiden Jokowi.
Target 5 Tahun
Sebelumnya Presiden Jokowi mengemukakan, tiga tahun lalu dirinya sudah bertanya kepada Menteri PUPR mengenai panjang keseluruhan jalan tol di tanah air. Saat itu, dijawab Menteri PUPR ada 780 KM.
Padahal, lanjut Presiden, yang namanya Tiongkok, Cina itu satu tahun bisa 4.000 sampai 5.000 km, per tahun. Bahkan, dulu, saat Jalan Tol Jagorawi dipunyai, kira-kira tahun 1977, semua orang datang melihat Tol Jagorawi. Mereka meniru manajemennya, konstruksinya, semuanya meniru. Sekarang, negara-negara di sekitar, tapi mereka sudah punya beribu-ribu kilometer, sementara di Indonesia masih 780 KM.
“Terus saya lihat, kenapa ini hanya 780 km. Saya lihat. Berhenti, berhenti, berhenti semuanya yang banyak karena masalah pembebasan lahan,” ungkap Presiden Jokowi.
Sekarang, lanjut Presiden, kunci itu sudah sudah ketemu. Kalau konstruksi Indonesia dengan negara lain juga enggak kalah. Asal tanahnya sudah bebas. “Yang namanya konstruksi, mau minta berapa kilo, sama saja, pengerjaan itu sama saja. Yang namanya ngecor ya ngecor, yang ngaspal juga ngaspal. Cepet-cepetan juga bisa,” ujarnya.
Tiga tahun lalu, jelas Presiden Jokowi, dirinya sudah menyampaikan kepada Menteri PUPR, terkait Menteri BUMN, bahwa hitung-hitungannya 5 tahun target kita sementara 1.200 km.
“Tadi saya tanya bisik-bisik lagi, pak menteri perkiraan 2019 ada pertambahan berapa kilo kita? Tadi dihitung ini, ini, ini, tambah-tambah, dapatnya kurang lebih nanti 1800 KM,” kata Presiden Jokowi yang disambut para undangan yang hadir di acara peresiuan itu.
Artinya, lanjut Presiden sepertinya  kerja mengebut itu juga bisa. Presiden mengaku berkali-kali sudah menyampaikan agar mengerjakan seperti tol Bawen-Salatiga.
“Ini dikerjakan oleh konsorsium BUMN, ada, Jasa Marga, kemudian swasta yang ada, Astra Infra ada? kemudian provinsi Jawa Tengah juga ada. Sarana prasarana Jawa Tengah,” terang Presiden.
Gabungan konsorsium itu lanjut Presiden, mengerjakan bersama-sama, gabungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, swasta, semuanya gabung. Presiden meyakini, kalau bekerja sama di semua lokasi tol seperti itu akan cepat, pembiayaannya juga cepat, pekerjaan konstruksinya cepat, bayar pembebasannya juga cepat.
“Jangan kalah dengan negara-negara lain, kalau tetangga kita bisa kita juga lebih dari bisa harusnya. Kita ini negara besar,” tegas Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam acara peresmian itu antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Seskab Pramono Anung, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Salatiga, dan Para Bupati serta lurah.
(DNA/OJI/ES) MHI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

Sidang Perkara No. 14/PUU-XXII/2024, Ahli : Sebagian Besar Notaris Berusia 70 Tahun Masih Kompeten Menjalankan Tugas

JAKARTA, MHI – Sidang permohonan uji materiil Pasal 8 ayat (1) huruf b dan Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabata...

Postingan Terkini

Pilihan Redaksi