SINGAPURA ,06 Sep 2017-Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi Singapura, Rabu (6/9) hingga Kamis (7/9) , untuk merayakan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Singapura, sekaligus 50 tahun berdirinya ASEAN.
Setelah menjalani penerbangan selama 1 jam 40 menit dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Pangkalan TNI AU Halim Persanakusuma Jakarta, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bandara Internasional Changi Singapura, Rabu (6/8) pukul 16.52 Waktu Setempat (WS) atau pukul 15.52 WIB.
Presiden dan Ibu Iriana disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya, Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung dan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar.
Presiden dan Ibu Iriana disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya, Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung dan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar.
Setelah melewati jajar kehormatan, Presiden dan Ibu Iriana menuju kendaraan untuk melanjutkan perjalanan ke hotel tempat menginap selama berada di Singapura.
Bertemu PM Lee Hsien Loong
Siaran pers yang dirilis Deputi Bidag Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden (Setpres), Bey Machmudin, Rabu sore menyebutkan, sejumlah agenda telah menanti Presiden dalam kunjungan kerja tersebut, utamanya Annual Leaders Meeting dengan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong.
“Dalam kesempatan tersebut akan dibahas sejumlah isu terkait peningkatan dan pengembangan kerjasama di bidang investasi, pariwisata, energi, hingga ekonomi digital,” jelas Bey.
Adapun agenda pertama Presiden adalah bertemu masyarakat Indonesia yang berada di Singapura, di KBRI Singapura.
Presiden Bertemu Warga Indonesia di Singapura
Mengawali kegiatannya dalam kunjungan kerja ke Singapura, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan sekitar 1.600 warga Indonesia yang tinggal di Singapura pada acara Temu Kangen Presiden RI dan Ibu Negara, di KBRI Singapura, Rabu malam.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menjelaskan bahwa saat ini terdapat enam juta Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tersebar di berbagai negara. Karena itu, Presiden bisa memahami apabila dari enam juta TKI tersebut ada sebagian kecil TKI yang tengah menghadapi masalah.
“Di setiap negara pasti ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam (TKI) yang memiliki masalah,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, masalah itu bisa berasal dari tempat bekerjanya, majikannya yang tidak benar atau masalah berasal dari TKI itu sendiri. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi berpesan kepada semuanya, kbahwa mereka itu semua membawa nama negara.
“Jadi kalau ada masalah tolong sampaikan ke kedutaan besar, ke Pak Dubes saya sudah titip, ke Bu Menteri Luar Negeri kalau ada masalah cepat selesaikan,” pesan Presiden Jokowi.
Kepala Negara meminta kepada para TKI yang mempunyai masalah agar sebelum kembali ke tanah air, diselesaikan dulu urusannya. “Urusan gajinya, urusan mungkin yang berkaitan dengan hukum harus selesai dulu supaya nanti tidak ada masalah di kemudian hari. Kita ingin semuanya yang bekerja di luar itu, sekali lagi membawa nama negara sehingga marilah kita jaga bersama-sama nama Indonesia,” tutur Presiden.
Saat memberikan sambutan, Presiden memaparkan berbagai kemajuan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan laut, bandar udara dan juga pos lintas batas negara (PLBN).
Bahkan Presiden menunjukkan beberapa kondisi terkini dari PLBN Aruk, PLBN Nanga Badau, PLBN Entikong, PLBN Motaain dan PLBN Motamasin “Kalau tidak bangun kita jadi minder. Sekarang kita tidak boleh minder karena kita lebih baik,” ucap Presiden.
Incar Sepeda
Presiden Jokowi berdialog dengan seorang warga Indonesia dalam acara Temu Kangen Presiden RI dan Ibu Negara, di KBRI Singapura, Rabu (6/9) malam.
Sebagaiamana dalam kegiatan bertemu masyarakat di tanah air, dalam kesempatan bertemu dengan Presiden Jokowi itu, warga Indonesia di Singapura juga mengincar sepeda yang biasanya diberikan Presiden bagi yang bisa menjawab pertanyaan. Oleh karenanya, saat memanggil warga Indonesia yang memenuhi halaman tengah KBRI, hampir semuanya ingin dipanggil ke atas panggung.
Zaki dari Banyuwangi misalnya, ia berhasil menjawab 6 provinsi, yakni Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Papua. Setelah bersalaman, ia pun menanyakan,”Dikasih sepeda enggak ?”
Presiden hanya mempersilakan Zaki kembali ke tempatnya. “Sepedanya Pak,” ucap Zaki. Presiden pun hanya tersenyum. Saat Zaki menuruni tangga panggung, Presiden pun berkata,”Ambil sepedanya”, yang langsung disambut Zaki dengan kegirangan.
Sementara itu, Juniarti dari Brebes berhasil menjawab enam suku yang ada di Indonesia, yaitu suku Jawa, suku Sunda, suku Batak, suku Madura, suku Dayak dan suku Bugis. “Sepedanya dikirim ke Brebes ya Pak,” ucap Juniarti.
Seorang mahasiswa yang tengah belajar di salah satu perguruan tinggi di Singapura jurusan pemasaran, Gilang, juga berhasil membawa sepeda setelah mengucapkan Pancasila.
Gilang yang akan menyelesaikan studinya pada Oktober nanti dan akan melanjutkan menulis puisi, sempat membacakan puisi karyanya tentang patah hati yang disimpan di telepon genggamnya. “Baca puisi cepetnya kok kayak gitu,” ucap Presiden setelah mendengarkan Gilang membaca puisi.
Presiden pun melanjutkan membaca puisi dengan membaca dari telepon genggam Gilang.
Tanpa menunggu gelap,
Mereka putuskan janji sebelumnya,
Dan menggantinya dengan kesedihan.
Akan tetapi, sepi tak pernah terlihat melekat padamu.
Aku tahu, kau paling kuat.
Tapi, mungkinkah manusia biasa yang tiada berkekuatan dewa ini mampu bertahan?_
Perihal menyembunyikan sepi.
Mereka putuskan janji sebelumnya,
Dan menggantinya dengan kesedihan.
Akan tetapi, sepi tak pernah terlihat melekat padamu.
Aku tahu, kau paling kuat.
Tapi, mungkinkah manusia biasa yang tiada berkekuatan dewa ini mampu bertahan?_
Perihal menyembunyikan sepi.
“Ini puisinya bagus banget,” ucap Presiden.
Sebelum meninggalkan panggung, Gilang meminta izin kepada Presiden untuk berbicara. Ia berpesan agar semua pelajar dan mahasiswa Indonesia di Singapura kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya. “Buat ngebantuinPak Jokowi, saya pengen kita semua yang bangun sama-sama Indonesia” ucap Gilang.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan Jakarta-Singapura, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berada di Singapura.
(ES) MHI
Sumber;(BPMI Setpres)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar