HTML

HTML

Selasa, 06 Juni 2017

Menlu RI : “Hubungan Indonesia-Nigeria Selama 52 Th Harus Memberi Manfaat Konkrit Bagi Masyarakat Kedua Negara”

ABUJA, NIGERIA, 5 Juni 2017- “Hubungan Indonesia-Nigeria yang terjalin sangat baik selama 52 tahun, harus memberi manfaat konkrit bagi masyarakat kedua negara,” demikian disampaikan Menlu RI, Retno LP Marsudi usai pertemuan bilateral dengan Menlu Nigeria, Geoffrey Onyeama, di Abuja, Nigeria . 
Kunjungan Menlu RI ke Nigeria merupakan kunjungan kerja bilateral Menlu RI pertama yang bersifat full-fledged setelah kunjungan terakhir pada 30 tahun lalu. Dalam pertemuan, Menlu RI menyampaikan bahwa Indonesia dan Nigeria merupakan dua ekonomi besar di masing-masing kawasannya dengan unggulan ekonomi yang saling melengkapi. Oleh karena itu, hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara merupakan suatu hal yang alami terjalin dan harus terus ditingkatkan. “Fokus polugri Indonesia kepada Afrika menjadi momentum yang strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia dan Nigeria,” sebut Menlu RI.
Kedua Menlu memfokuskan pembahasan kepada upaya untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi. Menlu RI menyampaikan bahwa masih banyak ruang untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara. Dalam kaitan ini, Menlu RI mendorong peningkatan kerja sama perdagangan bilateral dengan Nigeria melalui pembentukan PTA (Preferential Trade Agreement).
Selain itu, untuk menigkatkan akses pasar produk Indonesia ke negara-negara Afrika barat, Menlu RI juga meminta dukungan Menlu terhadap keinginan Indonesia untuk membentuk PTA antara Indonesia dengan ECOWAS (Economic Community of Western African States). “Penurunan tariff dan penghapusan hambatan non-tariff lainnya menjadi kunci untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Nigeria dan Indonesia dengan negara-negara Afrika Barat,” tutur Menlu RI.
Mengingat Nigeria merupakan eksportir minyak terbesar ke Indonesia dari Afrika Sub-sahara, kedua Menlu membahas upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan perdagangan migas kedua negara, yang selama ini dilakukan melalui negara ketiga. Dalam kaitan ini Menlu RI menyampaikan usulan perdagangan migas secara langsung melalui Government-to-Government tanpa perantara pihak ketiga (direct oil trade). Menlu RI juga menyampaikan usulan penjajakan skema counter trade sebagai salah satu instrumen peningkatan perdagangan bilateral, salah satunya dengan komoditas migas Nigeria.
Isu yang juga menjadi perhatian dalam pertemuan, terkait dengan kerja sama pengembangan kelapa sawit. Saat ini Nigeria sedang melakukan diversifikasi ekonomi termasuk ke sektor pertanian kelapa sawit. Menlu RI menyampaikan kesiapan Indonesia berkerja sama dalam membangun industry kelapa sawit di Nigeria. Dalam kaitan ini Indonesia mengundang Nigeria untuk bergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), yang dibentuk Indonesia dan Malaysia. “Kerja sama yang erat antara negara produser kepala sawit akan berkontribusi dalam menciptakan stabilitas harga dan peningkatan produksi kepala sawit yang berkelanjutan,” tegas Menlu RI.
Selain kerja sama ekonomi, kedua Menlu juga membahas kerja sama pemberantasan narkotika dan penanggulangan terorisme. Kedua Menlu sepakat untuk terus mendorong implementasi MoU kerja sama pemberantasan narkoba yang telah disepakati pada tahun 2013. Kedua Menlu juga sepakat untuk mendorong kerja sama peningkatan pertukaran informasi dan kerja sama capacity building dalam konteks penanggulangan terorisme.
Dalam pembahasan mengenai kerja sama multilateral, Menlu Nigeria menyampaikan komitmen negaranya untuk mendukung pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB untuk periode 2019 – 2020. Dukungan tersebut diberikan mengingat peran dan kontribusi Indonesia yang tidak saja aktif dalam menjaga stabilitas dan perdamaian dunia, namun juga dalam mendorong kerja sama pembangunan antar negara-negara berkembang khususnya Afrika.
Nigeria merupakan negara mitra perdagangan terbesar Indonesia di kawasan Afrika Sub-Sahara dengan perdagangan kedua negara mencapai USD 1,5 milyar pada tahun 2016. Nigeria juga merupakan destinasi utama investasi Indonesia di Afrika dengan terdapat sekitar 14 perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara tersebut. Berbagai produk buatan perusahaan Indonesia seperti mie instant, ban radial, beserta produk farmasi dan herbal sangat dikenal di Nigeria. Selain itu, Nigeria juga merupakan negara penting sebagai salah satu sumber ketahanan energi Indonesia.​
(Steven) MHI 
Sumber:Kemlu RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

Sidang Perkara No..527/Bth/2023, Pembantah Ajukan Dua Bukti, Turut Terbantah Klaim Autentik, Terbantah Lari Dari Konfirmasi

JAKARTA, MHI - Sidang pembuktian lanjutan kasus sengketa tanah Perkara Perdata Nomor. 527/Bth/2023 kembali di gelar Pengadilan Negeri 1A Jak...

Postingan Terkini


Pilihan Redaksi